Bertengkar dengan pasangan memang tidak pernah menyenangkan. Tapi tahukah Anda, bahwa pertengkaran bisa mempererat hubungan Anda dan kekasih. Namun, pertengkaran seperti apa yang bisa meningkatkan kualitas hubungan?
Psikolog Alexander Sriewijono menjelaskan, “Pertengkaran harus menjadi sebuah pembelajaran. Anda dan pasangan boleh bertengkar tapi jangan sampai bertengkar dua hingga tiga kali untuk masalah yang sama.”
Pria yang biasa disapa Alex ini juga menyatakan bahwa terkadang pertengkaran itu perlu dalam sebuah hubungan. Saat menjalin cinta, hampir mustahil Anda dan pasangan selalu rukun dan baik-baik saja.
Jika selalu rukun, hubungan justru akan terasa membosankan. Pengalaman menyelesaikan pertengkaran bisa membuat masing-masing pasangan belajar untuk saling introspeksi, memahami karakter satu sama lain dan siap bertahan jika menemui kendala yang mungkin datang lagi ke depannya.
“Jangan harap hubungan akan selalu manis. Justru setelah mengalami kepahitan, rasa manis itu akan lebih terasa,” tutur Alex.
Dari segi medis, pertengkaran bisa membuat tubuh dan pikiran seseorang lebih sehat. DIkutip dari Your Tango, Sally LeBoy, terapis pernikahan dan keluarga mengungkapkan bahwa ada penelitian yang menunjukkan, orang yang bertengkar cenderung lebih bahagia. Karena, Anda bisa mengutarakan kepada pasangan tentang hal-hal yang tidak Anda sukai.
Sebuah studi dari University of Michigan, meneliti 192 pasangan selama 17 tahun. Temuan tersebut mengungkapkan, memendam perasaan saat marah bisa berakibat fatal bagi kesehatan.
Dalam studi tersebut, responden dibagi dalam tiga kelompok; pasangan yang dua-duanya mengomunikasikan kemarahan mereka, pasangan yang mengekspresikan
kemarahan dan lainnya menahan, dan pasangan yang dua-duanya saling menahan amarah.
kemarahan dan lainnya menahan, dan pasangan yang dua-duanya saling menahan amarah.
Hasilnya,pada pasangan yang terakhir (dua-duanya menahan amarah), ditemukan bahwa merenung dan menyimpan dendam bisa jadi racun dalam tubuh. Menurut studi tersebut, ketika pasangan memendam amarah mereka, potensi kematian bisa dua kali lebih cepat dibandingkan kelompok lainnya.
0 comments:
Post a Comment